STROKE
Siapa yang tidak pernah mendengar kata ‘stroke’. Mendengarnya saja kita sudah ngeri, apalagi mengalaminya. Namun ternyata 80% stroke bisa dicegah. Bagaimana caranya?
Stroke merupakan penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah arteri yang menuju ke dan di dalam otak. Dari data WHO, stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 di dunia selama periode tahun 2000 2012. Stroke muncul ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang menuju ke otak mengalami penyumbatan ataupun pecah. Penyumbatan diakibatkan oleh adanya plak yang menempel pada dinding bagian dalam pembuluh darah. Ketika hal ini terjadi, bagian otak yang berhubungan dengan pembuluh darah tersebut tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi, yang berakibat sel-sel yang berada pada bagian tersebut akan mati. Sedangkan pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari tingginya tekanan darah yang terjadi terus menerus.
Jenis stroke
Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
Stroke Iskemik (Ischemic Stroke)
Sebanyak 85% dari rata-rata penderita stroke mengalami stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri pada otak menyempit atau tersumbat (pembekuan darah) sehingga menyebabkan aliran darah sangat berkurang.
Pada umumnya stroke iskemik terjadi karena :
– Thrombotic stroke. Thrombotic stroke terjadi ketika pembekuan darah terbentuk disalah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Pembekuan dapat disebabkan oleh endapan lemak (plak) yang terbentuk dalam pembuluh darah arteri dan menyebabkan berkurangnya aliran darah atau masalah arteri lainnya.
– Embolic stroke. Embolic stroke terjadi ketika pembekuan darah terjadi dipembuluh otak yang sempit.
Stroke Hemoragik (Hemorrhagic Stroke)
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah diotak mengalami kebocoran atau pecah (pendarahan). Pendarahan otak dapat terjadi karena banyak hal termasuk tekanan darah yang cenderung selalu tinggi, penggunaan obat golongan antikoagulan, dan titik-titik lemah pada pembuluh darah (aneurisma). Berikut beberapa tipe stroke hemoragik :
– Intracerebral Hemorrhage (Pendarahan Intraserebral). Dalam pendarahan intraserebral, pembuluh darah di otak pecah dan tumpah ke dalam jaringan otak disekitarnya yang dapat merusak sel-sel otak. Penyebab pendarahan intraserebral disebabkan oleh tekanan darah tinggi, trauma, penggunaan obat pengencer darah.
– Subarachnoid Hemorrhage. Pada pendarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri pada otak pecah dan masuk kedalam ruang antara permukaan otak dan tengkorak. Pendarahan ini sering ditandai dengan nyeri kepala parah yang muncul tiba-tiba.
Stroke ringan (TIA Transient Ischemic Attack)
Serangan TIA juga dikenal sebagai stroke ringan dimana gejala yang terjadi mirip dengan gejala stroke yang terjadi pada periode yang singkat. Penurunan sementara suplai darah ke bagian otak menyebabkan TIA, yang sering berlangsung kurang dari lima menit. Seperti halnya dengan stroke iskemik, TIA disebabkan oleh terjadinya pembekuan darah. TIA tidak menyebabkan gejala stroke permanen karena penyumbatan yang terjadi bersifat sementara.
Tanda dan Gejala Stroke
Fungsi dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda. Sehingga gejala tergantung pada bagian mana dari otak dipengaruhi dan pada ukuran bagian yang rusak. Pada umumnya gejala timbul secara tiba-tiba dan mencakup satu atau beberapa gejala seperti berikut :
Lengan, kaki atau keduanya mengalami kelemahan. Hal ini dapat menjadi kelumpuhan total dari satu sisi tubuh.
Wajah mengalami kelemahan dan salah satu sisi wajah mengalami kemiringan. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan air liur.
Mengalami masalah pada keseimbangan, koordinasi, penglihatan, berbicara/ berkomunikasi, atau menelan.
Pusing
Mati rasa pada bagian tubuh.
Sakit kepala.
Kebingungan.
Kehilangan kesadaran.
Cara cepat untuk mengetahui terjadinya stroke dengan menggunakan metode FAST:
F- facial weakness (kelemahan pada wajah) : meminta seseorang untuk tersenyum atau melihat pada kaca untuk melihat apakah mulut atau mata mengalami kemiringan.
A- arm weakness (kelemahan pada lengan) : meminta seseorang untuk mengangkat tangan, lihat apabila lengan mampu menahan.
S- speech disturbance (kesusahan berbicara) : meminta seseorang untuk mengulang pengucapan Anda.
T- time (waktu) : mengitung waktu mulai gejala timbul.
Faktor Risiko Stroke
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko dari stroke. Faktor resiko yang berpotensi tinggi menyebabkan stroke:
Usia
Risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap pertambahan usia 10 tahun dari usia 55 tahun.
Riwayat keluarga
Anda akan memiliki risiko stroke lebih besar jika memiliki orang tua, kakek-nenek, saudara yang juga mengalami stroke.
Jenis kelamin
Setiap tahunnya kejadian stroke pada wanita lebih banyak daripada pria, dan stroke lebih banyak menyebabkan kematian pada wanita daripada pria. Beberapa kondisi berikut membuat wanita memiliki risiko stroke semakin besar yaitu
– Penggunaan pil KB
– Kehamilan
– Riwayat pre-eklamsia/ eklamsia
– Diabetes gestasional/ diabetes saat kehamilan
– Merokok
– Menjalani terapi hormon pasca menopause.
Tekanan darah tinggi
Tingginya tekanan darah merupakan penyebab utama terjadinya stroke, dan hal ini merupakan faktor risiko yang paling penting untuk dikontrol.
Merokok
Dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa merokok merupakan factor risiko yang sangat penting diperhatikan karena nikotin dan karbonmonoksida yang terkandung di dalam rokok dapat merusak sistim kardiovaskular dalam berbagai cara.
Diabetes mellitus
Diabetes merupakan faktor resiko independen untuk timbulnya stroke. Sebagian besar orang dengan diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kelebihan berat badan. Kesemua hal ini semakin meningkatkan risiko terjadinya stroke. Meskipun diabetes diobati, namun keberadaan 3 kondisi lainnya tetap akan meningkatkan risiko stroke.
Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke.
Pola makan
Pola makan tinggi lemak jenuh,lemak trans dan kolesterol meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang tinggi garam akan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan makanan yang tinggi karbohidrat berkontribusi untuk meningkatkan kadar gula dalam darah.
Kurangnya aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas olah tubuh dan obesitas atau keduanya dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung dan tentu stroke. Lakukan olah tubuh minimal 30 menit setiap hari secara rutin.
Penanganan Stroke
Penanganan gawat darurat harus segera dilakukan oleh dokter adalah memberi pengobatan untuk mencegah terjadinya kerusakan otak yang semakin parah.
Setelah selesai dengan pengobatan darurat, maka selanjutnya akan membutuhkan terapi untuk mendapatkan kembali kekuatan, memulihkan kembali fungsi tubuh dan kembali hidup secara mandiri. Dampak stroke tergantung pada daerah otak terserang dan jumlah jaringan yang rusak. Jika stroke mempengaruhi sisi kanan otak maka gerakan dan sensasi di sisi kiri tubuh mungkin akan terpengaruh, demikian sebaliknya.
Pencegahan Stroke
Berhenti merokok
Senyawa kimia yang berada pada rokok dapat merusak pembuluh darah arteri. Berhenti merokok dapat mengurangi resiko mengalami stroke.
Mengontrol tekanan darah
Memastikan tekanan darah diperiksa sebulan sekali. Jika tekanan darah Anda tinggi maka memerlukan pengobatan yang tepat. Pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi resiko terjadinya stroke.
Memiliki berat badan ideal.
Memiliki kadar kolesterol dalam darah tinggi.
Melakukan kegiatan fisik seperti berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Mengubah pola makan menjadi lebih sehat dengan memperbanyak buah dan sayuran dan mengurangi konsumsi kolesterol.
Membatasi konsumsi alkohol.
Mengontrol kadar gula darah agar tetap terkontrol.
80% kasus stroke dapat dicegah.
Sumber :
http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/About-Stroke_UCM_308529_SubHomePage.jsp
http://patient.info/health/stroke-leaflet
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/diagnosis-treatment/treatment/txc-20117296