DIABETES NEUROPATHY
Pernahkah anda mendengar tentang komplikasi diabetes? Ya, salah satunya adalah diabetes neurophaty atau kerusakan saraf yang diakibatkan oleh diabetes mellitus.
Diabetes neuropathy adalah salah satu jenis gangguan saraf sebagai akibat dari komplikasi diabetes mellitus baik tipe 1 maupun tipe 2. Kerusakan saraf dapat terjadi karena kadar gula dalam darah yang tinggi. Kerusakan saraf pada anggota gerak (tangan dan kaki) dapat mengarah pada munculnya gangrene, yaitu membusuknya tungkai kaki atau tangan akibat infeksi oleh Clostridium perfringens. Kondisi ini dapat berlanjut dengan tindakan amputasi. Lebih dari separuh penderita diabetes mengalami kerusakan saraf pada tingkatan tertentu. Hal ini terjadi karena kelebihan glukosa akan mencederai dinding pembuluh kapiler yang berfungsi member nutrisi pada saraf. Gejala yang muncul tergantung pada saraf mana yang dipengaruhi. Yang sering terjadi: diabetes merusak saraf sensorik di kaki atau lengan. Gejala yang muncul:
Rasa geli atau kesemutan
Hilang rasa
Rasa terbakar atau nyeri.
Gejala tersebut umumnya dimulai pada ujung jari kaki atau tangan, dan setelah beberapa bulan atau tahun akan menjalar ke atas. Jika tidak ditangani, penderita dapat kehilangan rasa pada anggota gerak tersebut. Dan karena penderita tidak merasakan gangguan di kaki, maka jika muncul rasa sakit, hal tersebut dapat berubah menjadi luka tanpa penderita menyadarinya.Untuk menurunkan resiko terjadinya kerusakan saraf pada penderita diabetes dibutuhkan kontrol dan monitoring untuk kadar gula darah dan kondisi tubuh setiap hari.
Tanda dan gejala kerusakan saraf
Kerusakan pada saraf perifer Peripheral Neuropathy
Pada umumnya kerusakan saraf terjadi adalah saraf perifer. Kerusakan saraf pada umumnya mulai terjadi pada jari kaki dan kaki lalu kemudian pada tangan dan lengan.
Tanda dan gejala pada peripheral neuropathy pada umumnya memburuk ketika malam hari, seperti:
– Mengalami mati rasa atau menurunnya kemampuan untuk merasakn nyeri atau perubahan suhu.
– Mengalami kesemutan atau sensasi terbakar.
– Mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk atau kram.
– Meningkatnya sensitifitas terhadap sentuhan.
– Mengalami kelemahan otot.
– Hilangnya reflek terutama pada pergelangan kaki.
– Kehilangan keseimbangan dan koordinasi
– Mengalami masalah kaki yang serius seperti bisul, infeksi, perubahan bentuk, nyeri tulang dan sendi.
Kerusakan pada saraf otonom Autonomic Neuropathy.
Sistem saraf otonom mengontrol jantung, kandung kemih, paru-paru, lambung, usus, organ seks dan mata. Kerusakan saraf otonom pada jantung akan menyebabkan :
– Peningkatan resiko serangan jantung.
– Terjadinya gagal jantung.
– Terjadinya sesak nafas.
– Penurunan tekanan darah dibawah normal (hipotensi).
Kerusakan saraf otonom pada organ seks akan menyebabkan :
– Terjadi masalah pada fungsi organ seksual.
– Impotensi.
Kerusakan saraf pada saluran pencernaan akan menyebabkan :
– Mual dan muntah.
– Diare.
– Disfagia atau kondisi medis yang mengalami kesulitan menelan.
Diabetic Amyotrophy
Gejala pada Diabetic Amyotrophy biasanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, meskipun dalam beberapa kasus gejala dapat menyebar ke sisi yang lain. Kondisi ini sering ditandai dengan :
– Tiba-tiba mengalami sakit pada pinggul, paha, atau pantat.
– Mengalami kelemahan pada otot paha atau pantat.
– Kesulitan berdiri setelah duduk.
– Mengalami pembengkakan perut.
– Mengalami penurunan berat badan.
Mononeuropathy
Mononeuropati menyebabkan kerusakan pada saraf tertentu, misal pada wajah, badan atau kaki. Mononeuropati dapat menyebabkan sakit parah, biasanya tidak menyebabkan masalah jangka panjang. Gejala biasanya berkurang dan menghilang sendiri selama beberapa minggu atau bulan. Tanda dan gejala tergantung pada saraf yang terlibat.
Penyebab Kerusakan Saraf
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak serat-serat saraf halus sehingga menyebabkan kerusakan saraf. Kadar gula darah yang tinggi mengganggu kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal. Hal ini melemahkan dinding pembuluh darah kecil (kapiler)yang memasok saraf dengan oksigen dan nutrisi. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan saraf adalah :
Peradangan saraf pusat
Peradangan saraf pusat karena masalah pada sistem kekebalan tubuh.
Faktor genetik
Hal ini tiddak terkait dengan diabetes namun dapat menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami kerusakan saraf.
Merokok dan mengkonsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan pembuluh darah dan dapat meningkatkan resiko infeksi.
Faktor Resiko Kerusakan Saraf
Setiap orang yang menderita diabetes dapat mengalami kerusakan saraf. Berikut adalah faktor yang dapat meningkatkan resiko kerusakan saraf :
Kadar gula darah tidak terkontrol
Hal ini adalah faktor resiko terbesar untuk setiap komplikasi diabetes, termasuk kerusakan saraf. Menjaga kadar gula darah secara konsisten dalam rentang normal untuk melindungi kesehatan saraf dan pembuluh darah.
Periode menderita penyakit diabetes
Lama periode menderita diabetes dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami kerusakan saraf, terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol.
Mengalami penyakit pada ginjal
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal yang dapat meningkatkan racun dalam darah dan menyebabkan kerusakan saraf.
Kelebihan berat badan (kegemukan atau obesitas)
Berat badan yang melebihi normal dapat meningkatkan resiko kerusakan saraf.
Merokok
Merokok dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pada pembuluh darah arteri sehingga dapat mengurangi aliran darah pada kaki. Hal ini menyebabkan luka pada kaki sulit untuk mengalami penyembuhan dan dapat merusak saraf perifer.
Terapi dan pengobatan
Terapi dan pengobatan untuk kerusakan saraf tidak dapat menyembuhkan. Terapi pada kerusakan saraf difokuskan pada :
Memperlambat keparahan kerusakan saraf
Konsisten menjaga gula darah dalam rentang normal dapat membantu mencegah atau menunda perkembangan terjadinya kerusakan saraf. Kadar gula darah normal pada penderita diabetes adalah :
– Usia <59 tahun dan tidak ada komplikasi : 80 120 mg/dL.
- Usia >59 tahun atau mengalami komplikasi seperti masalah pada jantung, paru-paru atau ginjal : 100-140 mg/dL.
Untuk membantu memperlambat keparahan dapat dilakukan :
– Memonitoring kesehatan kaki.
– Menjaga tekanan darah agar tetap normal.
– Mengkonsumsi makanan sehat.
– Rutin melakukan aktifitas fisik.
– Menjaga berat badan agar tetap ideal.
– Berhenti merokok.
– Berhenti mengkonsumsi alkohol.
Meredakan nyeri
Beberapa obat digunakan untuk meredakan nyeri saraf, tetapi terkadang tidak efektif untuk semua orangdan sebagian besar obat pereda nyeri memiliki efek samping. Ada sejumlah terapi alternatif seperti krim capsaicin, terapi fisik atau akupuntur yang dapat membantu meredakan nyeri.
Pencegahan terjadinya kerusakan saraf
Terjadinya komplikasi kerusakan saraf pada penderita diabetes dapat dicegah dengan beberapa hal sepert :
Mengontrol kadar gula dalam darah
Mengontrol kadar gula dalam darah agar tetap dalam rentang normal perlu dilakukan terus menerus. Hal ini dapat membantu untuk mencegah kerusakan saraf, karena kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat mempercepat kerusakan saraf. Penderita diabetes juga perlu melakukan pengecekan HbA1c minimal dua kali setahun.
Menjaga kesehatan kaki
Kerusakan saraf pada kaki sering terjadi seperti luka yang lama sembuh, bisul, dan bahkan hingga memerlukan tindakan amputasi. Berikut beberapa hal yang dapat membantu menjaga kesehatan kaki
– Melakukan pengecekan kondisi kaki setiap hari. Periksa kaki apakah pada kaki terdapat lecet, luka, memar, pecah-pecah, kulit yang mengelupas, kemerahan, dan pembengkakan. Gunakan cermin atau meminta orang lain untuk membantu memeriksa bagian kaki yang sulit dilihat.
– Menjaga agar kaki tetap bersih dan kering. Mencuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun yang lembut. Jangan merendam kaki karena akan membuat kaki lebih mudah mengelupas. Keringkan kaki dan sela antar jari dengan cara menepuk dengan menggunakan handuk yang lembut. Oleskan lotion pelembut untuk mencegah kaki pecah-pecah. Jangan menggunakan lotion pada sela-sela kaki karena dapat menimbulkan pertumbuhan jamur.
– Menggunting kuku dengan hati-hati.
– Menggunakan kaos kaki bersih dan kering.
– Memakai sepatu yang empuk. Penderita diabetes harus selalu menggunakan sepatu atau sandal untuk melindungi kaki dari luka. Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai sehingga kaki dapat leluasa bergerak dan tidak terjadi kapalan. Jika hal tersebut terjadi konsultasikan kepada dokter sehingga bisa mendapatkan terapi pengobatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius. Karena pada penderita diabetes luka kecil dapat mengakibatkan terjadinya infeksi berat.
Mitos dan Fakta
Mitos : Jalan dipagi hari tanpa menggunakan alas kaki dapat membantu mengurangi kesemutan pada kaki.
Fakta : Penderita diabetes harus selalu menggunakan sepatu atau sandal untuk melindungi kaki dari luka. Karena pada penderita diabetes luka kecil dapat mengakibatkan terjadinya infeksi berat.
Sumber :
http://patient.info/doctor/diabetic-neuropathy
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-neuropathy/basics/prevention/con-20033336